Pertanyaan: Bukankah DZAT menyiratkan perlu organ sensorik khusus, seperti tangan menyiratkan anggo-ta badan? Bukankah konsep
dan tindakan mendengar ju-ga fisik ? Anda mendengar
karena getaran SUARA di je-mput oleh sistem pendeng-aran di telinga Anda, sehing-ga pendengaran JUGA BERA- TI BERUPA fisik ??.
Jawaban: Apa yang terde-
ngar adalah fisik, yaitu DE-NGAN soundwaves (getaran SUARA). DARI HAL ITU ,MAKA bagaimana pun MENDENGAR NYA tidak selalu BERUPA FIS-IK. PENYIMPULAN DALAM PER-TANYAAN terjadi,KARENA fa- kta bahwa pendengaran ki-ta memiliki aspek fisik. pendengaran kami adalah fisik dalam arti BAHWA yang kita dengar melalui instru-men (telinga kita) DENGAN REAKSI GETARAN GELOMBANG SUARA KE indra suara. Ini adalah cara KITA Mendeng-ar. Ini adalah pendengaran dengan kayf, dengan suatu modalitas, yakni dengan be-berapa langkah dan unsur-unsur yg terlibat, atau des-kripsi fisik.
firman Allah ''BAHWA ALLAH MAHA MENDENGAR,bagaima-na pun, tanpa kayf, tanpa modalitas, dan karena ITU, MAKA tidak didasarkan pada getaran instrumen.
Perhatikan bahwa kita MES-
TI mengatakan SEPERTI itu, KARENA Allah mendengar segala sesuatu pada saat yang sama DAN tidak mung-kin bahwa Allah memiliki te-linga, karena berarti DIA te-rdiri dari bagian-bagian, dan sesuatu yang terSUSUN memerlukan sesuatu YANG
LAIN untuk menempat ber-sama-sama, DAN perlu pen-cipta. Selain itu, ALLAH MAHA mendengar tidak dapat di dasarkan pada reaksi ter-hadap getaran sound wa-ves, karena reaksi adalah
ketidak sempurnaan. Selanjutnya, pendengaran Allah tidak berurutan (men- dengar HAL satu demi satu) karena Allah tidak dalam waktu (DAN setiap YANG memiliki urutan PERISTIWA, MAKA ITU TERLINGKUP waktu ....) Penjelasan tentang me-ngapa PENDENGARAN ALLAH
SEPERTI YANG TADI DI JELAS KAN, adalah sebagai berikut:
Sifat pendengaran YANG be-rurutan adalah bahwa hal itu mungkin. Artinya, jika sedang mendengar sesua-tu, maka di DALAM PANDA-NGAN KITA, suara berikut-nya MASIH kemungkinan,dan bukan intrinsik MESTI,kare-na mendengar tidak ada sebelumnya, dan apa pun yang tidak ada dan kemud-ian menjadi ada,MAKA tidak bisa dikatakan selalu ada,Sebaliknya, ia harus dibawa ke dlm keberadaan (DI ADA-KAN), Dgn kata lain, dalam hal pendengaran sekuensial, mendengar suara berikut-nya ATAU tidak mendengar, itu sama-sama MASH KEmu-ngkin. Ini berarti bahwa me-ndengar SEPERTI itu memb-Utuhkan alasan utk menjadi ada, Ini memberitahu kita bahwa mendengar suara berikutnya MEMerluKAN pe-ncipta utk BISA TEDENGAR.
Oleh karena itu, MAKA pen-dengaran Allah tidak dicipta kan, tidak berurutan.
Jika INGIN peNjelasan LEBIH LANJUT DALAM HAL ini, UN-TUK MEMBANTAH klaim ba-hwa ''pendengaran kita ADA-LAH benar fisik, KARENA AL-ASAN getaran, DAN KARENA ada sinyal-sinyal di otak yang dihasilkan oleh geta-ran di telinga, tetapi SEBEN- ARNYA BUKAN CUMA ITU, ADA SATU HAL LAGI, YAITU perse-psi pendengaran itu sendiri... ??
Jika CUMA GETARAN GELOM- BANG SUARA, maka mikrof-on akan BISA mendengar,te-tapi kami tidak mengatakan bahwa mikrofon MENDENG-AR, atau bahkan alat pere-kam mendengar kita ?? Bahkan, orang yang tidur PUN memiliki getaran di te- linganya dan sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan dari dalam otaknya, tetapi jika ia tidak bangun, kita tidak
mengatakan bahwa ia me-ndengar APA YANG KITA laku-kan ??, Tidak ! pendengaran kita lebih dari itu, diperlukan persepsi DARI yang didengar dalam pikiran, dan persepsi ini BUKAN fisik. Pada kenya-taannya,kita tidak tau SEC- ARA PERSIS apa persepsi ini.
Persepsi APA yang didengar
sendiri BUKAN getaran, juga bukan sinyal listrik, itu ada-lah sesuatu di luar fisik. Hal ini dibuat, karena ADANYA perubahan, mengeMbang kan dan memiliki urutan, Selain itu, PENDENGARAN KI- TA MEMbutuhKan spesifika- si, karena kita hanya MEND-ENGAR jumlah yang sangat
terbatas DARI suara pada setiap titik waktu.
OLEH SEBAB itu bukan CUMA
getaran yang membuat persepsi kita BISA MENDE-NGAR apa yang kita dengar, Getaran tidak memiliki kek-uatan tersebut. PeRNYATA-AN BAHWA MENDENGAR di sebabkan oleh suara YANG
memberikan sesuatU yang bergetar di telinga dan ke-mudian menjdi sinyal listrik,ITU TIDAK TEPAT ! Sekali lagi,
persepsi kita tentang YANG DI DENGAR YANG ADA dalam diri kita YANG MERUPAKAN INTI PENDENGARAN, BUKAN getaran ini atau sinyal listr-ik ITU sendiri, tetapi sesua-tu yang abstrak dari pikiran dan makna. Getaran ini me-nyediakan jembatan antara
pikiran kita dan HAL ABSTR-AK TERSEBUT, tapi ini HANYA
sebuah jembatan YANG di buat, karena ITU kita perlu Allah UNTUK menciptakan PErsepsi BAGI pikiran kita.
Getaran tidak bisa melakuk-annya sendiri. KEMUDIAN Te-linga PUN, bukanlah suatu keharusan UNTUK Pendeng-aran, tetapi CUMA pra syar-at normal. Artinya, Allah telh
menciptakan telinga sebag-ai tanda untuk kemampuan
mendengar, dan sebagai Persyaratan untuk MENDE-NGAR pada makhluk yang di ciptakan, tetapi Ia BISA me-nciptakan persepsi mende-ngar tanpa salah satu HAL YANG DI SEBUTKAN DI ATAS...!
Karena kita tidak tahu APA excactly apa pendengaran kita, di luar pengamatan soundwaves dan sinyal list- rik, yang sebenarnya hanya pengamatan dari apa yang didengar dalam bentuk yg berbeda, dan BUKAN mende-ngar ITU sendiri, yang meru-pakan persepsi dengan piki-ran kita, maka tidak heran
kemudian, bahwa kita tidak tahu realitas pendengaran Allah.
Kita tidak bisa tahu apa re-alitas pendengaran Allah,ki-ta CUMA bisa tahu BAHWA
DIA mendengar segala sesu-atu tanpa modalitas,urutan reaksi, atau instrumen, dan mendengarNya adalah SIFAT
yang diperlukan, dan bukan
sekedar kemungkinan. Artinya, pendengaran Allah bukanlah suatu tindakan, atau kemampuan seperti
pendengaran kita, tapi ITU
SIFAT yang diperlukan dari-Nya SEBAGAI DZAT YANG SE-MPURNA, Dengan kata lain, itu mutlak bahwa Allah men-dengar segala sesuatu tan-pa instrumen.
Pertanyaan: Bisakah Anda
menjelaskan pendengaran, kemudiaN MENJELASKAN ALASAN Anda Menolak TER-JEMAH "Yad" sebagai Hand /TANGAN, Jika "Yad" tidak bisa DI artiKAN "tangan TDK seperti TANGN MAHLUK", ka-rena "Tangan" masih memi-liki arti ORGAN maka pasti sebagaiAN ORANG bertanya "Mendengar" juga memiliki arti fisik.
Jawaban: Arti literal dari ta-ngan adalah anggota tubuh, yang akan setara dengan konsep telinga PADA jawa- ban di atas, BUKAN mende-ngar ITU sendiri. Anda tidak harus menerjemahkan bah-asa Arab "yad" sebagai "tangan" KARENA alasan ini. TOH Yad DALAM BAHASA ARAB TIDAK MESTI berarti anggota tubuh, bisa lihat ide-ide sep-erti perawatan atau keku-asaan.
Pertanyaan: Bukankah fak-ultas menyiratkan perlunya organ sensorik khusus, se-perti tangan menyiratkan anggota badan?
Tidak, sebenarnya INI kasus
YANG BERBEDA, karena org-an indera memerlukan pen-CIpta untuk menentukan bagaimana BENTUKNYA, dan pendengaran Allah adalah tdk diciptakan.
Perhatikan bahwa kata "ta-ngan" tidak BISA TIDAK ITU berarti anggota badan, DAN
MEMANG anggota badan.
Mendengar, bagaimanapun
bukan anggota badan, telin-gaLAH anggota badan, dan
telinga adlah anggota tubuh
yang menyiratkan mende-ngar PADA ciptaan (MAHLUK),
karena itu KETENTUAN Allah telah menghendaki DENGAN TELINGA untuk ciptaan-Nya, bukan karena MENDENGAR harUs DGN TELINGA SEPERTI DALAM FIKIRAN KITA, TAPI bi-sa saja dengan cara lain DAN BENTUK YANG LAIN...
Pertanyaan: tolong jelaskan
mengapa tidak salah untuk
mengatakan 'Allah' Melihat
tidak seperti kita 'Melihat'?
Bukankah ini bertentangan dengan perkataan Imam Tahawi yang mengatakan
'Barangsiapa MENYANDAR-
KAN SIFAT PADA Allah YANG
memiliki arti SAMA DENGAN
yang berlaku pada manusia, MAKA IA TELAK KAFIR? " Saya tahu tangan merupakan anggota tubuh tapi 'Melihat'
JUGA adalah sebuah makna yang berlaku untuk manu-sia jadi bagaimana ini di per-bolehkan ??
Jawaban: Karena ketika kita
mengatakan, "melihat Allah tidak seperti melihat KITA," atau "Allah melihat segala sesuatu tanpa awal, instru-men atau urutan," maka INI tidak menyiratkan kebutuh-an TERHADAP spesifikasi da-ri apa yang dilihat, maupun bagaimana (modalitas) dalm
melihat (seperti oleh mata,) dan apa pun YANG tidak ME-MERLUKAN spesifikasi, dan tidak mempunyai awal DAN
AKHIRAN MAKA tidak MENGA-DUNG makna yang SAMA DE-
NGAN ciptaan / MAHLUK. HAL INI BERBEDA DENGN anggota tubuh, seperti tangan,kare-na TANGAN memiliki spesifi- kasi fisik, OLEH karena itu
membutuhkan seseorang untuk menentukan bagai-mana BENTUKNYA..
Itulah sebabnya mengapa
mengatakan "TANGAN TAPI tidak seperti anggota bad-an ciptaan," adalah kekufu-ran, karena anggota badan membutuhkan spesifikasi.
PERTANYAAN: Allah SWT me-ndengar SESUATU yang fisik, dan Dia melihat SESUATU yg fisik, tapi Mendengar dan MelihatNYA tidak seperti ki-ta, BUKAN melihat dan me-ndengar DENGAN sesuatu fisik. Apakah kita mengata-kan bahwa Allah Mendengar dan Melihat merujuk kepAda
PengetahuanNYA ? ARTINYA Dia memiliki pengetahuan tntg semua yang terdengar dan terlihat?
JAWABAN:
Allah itu mendengar dan ME-lihat BUKAN dengan ORGAN fisik, tidak tergantung pada sinar atau getaran, dan bkn melalui instrumen, dan tidk urutan atau perubahan. Ka-mi tidak DI TAKLIF untuk
mengetahui lebih dari itu.
pendengaran Allah adalah bukan pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya BUKN
mendengar-Nya. Allah meli-hat tanpa mata dan tanpa perantara cahaya. Allah me-lihat matahari sama seperti Dia melihat semut hitam, berjalan di atas batu hitam di malam yang gelap. Hal ini
karena Allah tidak melihat dengan mata dan juga tidak melihat dengan perantara cahaya.
Demikian pula Allah tidak mendengar dengan telinga dan juga tidak mendengar dengan perantara getaran. Sebaliknya Allah melihat se-gala sesuatu seeable dan mendengar segala sesuatu hearable. Mungkin akan me- mbantu untuk memahami
masalah ini lebih baik dngan
mencatat fakta yang telah Allah KEhendaki, DAN kita BI-SA melihat dengan telinga dan mendengar dengan ma-ta kita, ini adalah bukti bhw mendengar itu BUKAN suatu keharusan bagi seseorang untuk memiliki telinga dan melihat itu adalah BUKAN suatu keharusan BAGI SESE-ORANG untuk memiliki mata.
Lebih dari itu, dalam hubu-annya dengan Allah - Allah melihat tanpa mata, mend-engar tanpa telinga dan tau tanpa OTAK, Hal ini penting untuk diingat bahwa getar-an yang bersifat fisik, se-dangkan pendengaran tidak selalu fisik.
Pertanyaan:
1. Allah adalah Al-Sam'U arti-nya adalah Maha Mendengar bahwa MENDENGARNYA tidak seperti kami??
Tapi kita masih mengguna-kan kata yang sama 'Mend-engar' tidak seperti pende-ngaran kita jadi mengapa hanya kata 'Tangan' bukan
seperti tangan kita,TIDAK BOLEH ?? Kedua makna itu berlaku bagi manusia?
Mengapa kita tidak melaku- kan tafweed dari semua SI-
FAT Allah??
JAWABAN: Harap diperhati-kan bahwa mendengar dan melihat BUKAN organ. Kita tidak memperdebatkan kata- kata TELINGA dan mata, CUMA ketika menyeb-utkan hal-hal yang di cipta-kan, melihat adalah SIFAT
mata, dan pendengaran adalah SIFAT dari telinga. Ketika menyebut Allah Men-dengar dan Melihat, kita tahu tanpa keraguan bahwa Allah tidak membutuhkan mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar,
Meskipun kata-kata ini sa-ma TAPI artinya berbeda, karena Allah tidak menye-rupai ciptaaN, TAPI HAL Ini tidak berlaku untuk semua
kata, banyak kata yang tidak valid, ketika kata bahasa Arab yang sama diterjemahkan ke Bahasa LAIN, DAN dalam bahasa LA-IN itu hanya membawa arti fisiK, CONTOH Kami tidak mengatakan Allah bergerak TAPI dengan cara yang layk BAGINya dan gerakanNYA berbeda dengan cara berg-Erak KITA, Hal ini jelas kufur
karena gerakan tidak peduli
seberapa Anda mencoba untuk menggambarkan atau menyamarkan arti, itu
TETAP MAKNA fisik. Gerakan dan DIAM tidak dapat dikait kan dengan Allah KARENA
ITU JELAS UNTUK tubuh yang
diciptakan dan MENempat.
Jadi kita JANGAN gunakan kata yang hanya membawa arti fisik dan kemudian me-Nerapkan kata itu utk Allah, tetapi TERKADANG HAL ITU DI GUNAKAN untuk menyembu-nyikan kontradiksi dengan
mengatakan: 'Dengan yang layak BAGI ALLAH', atau 'yg berbeda DENGAN kita'. INI KONtradiksi !
PERTANYAAN: WAHABI MENY-atakan jika 'TURUN' membu-tuhkan gerakan tubuh, MK
'Melihat' JUGA memerlukan
merupakan MATA.
mereka mengatakan bahwa jika kita mengatakn Melihat tanpa mata itu tidak sesuai dengan makna Melihat lagi
jadi ini pembenaran bagi mereka untuk mengatakan 'TURUN' tidak membutuhkan gerakan tubuh juga.
APA SEBENARNYA arti dari 'Melihat'? Dan bagaimana itu
sesuai arti 'Melihat'?
Dan ketika mereka meng-atakan bahwa 'TURUN' BUKN
pergerakan tubuh bila dikait kan dengan Allah, BAGAIMNA
itu DIKATAKAN tidak sesuai arti turun lagi?
JAWABAN: KATA Wahabi: Da-patkah anda melihat tanpa mata? Tidak ada mata =tdk melihat. Yang dimaksud dgn "melihat" adalah " dengan mata".
Komentar: Itu benar bagi
manusia DALAM beberapa tingkat kebenaran. Melihat dengan mata adalah cara melihat, dan karena Allah itu melihat tanpa modus, MAKA tidak dengan mata.
Sunni BERKATA: Allah melihat tidak seperti kita melihat. Ia bebas dari SIFAT ciptaan.
LALU Wahabi MENJAWAB : TERUS apa masalahNYA ktk kita mengatakan Dia turun tidak seperti TURUN MAHLUK ? Jika MELIHAT-Nya brbeda, maka keturunan-Nya juga berbeda.
Komentar: Jika KATA turun tidak melibatkan berada di
suatu tempat, mk MEREKA membuat kesalahan (besar)
dalam menerjemahkan "nuzuul" sebagai "turun," dan tidak ADA masalah lebih lanjut.TOH TIDAK ADA MAKNA, Jalan salaf brkenaan dngan nuzuul adalah tanpa komen-tar atau mengubah (terje-mahan), atau MEREKA mem-berikan penafsiran yang da-pat diterima, tetapi untuk menerjemahkan sEcAra harfiah ke bahasa lain, ITU bukanlah sesuatu yang DI lakukan MEREKA, karena
menyesatkan.
DAN Saya tidak mengetahui adanya makna umum turun selain bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
PERTANYAAN: WAHABI meng-atakan bahwa jika kita Mel-ihat tanpa mata itu TIDAK sesuai dengan makna Meli-hat lagi jadi ini pembenaran bagi mereka untuk meng-atakan 'TURUN' tidak memb-utuhkan gerakan tubuh jg...
JAWABAN: mata HNY sebuah
alat, BUKAN melihat ITU sen-diri.
Menurun,bagaimanapun, ad-alah gerakan dalam diri nya DENGAN arah top-down.
Bisakah Anda menjelaskan arti dari 'Melihat'??
Dan bagaimana ARTI YANG
sesuai DENGAN 'Melihat'??
Komentar: Melihat adalah
kebalikan dari kebutaan.
Dan ketika mereka meng-atakan bahwa 'TURUN' BUKN
pergerakan tubuh bila dikait kan dengan Allah,MAKA bagai mana PUN ITU tidak sesuai arti turun lagi !Karena turun adalah untuk berpindah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Namun, jika mereka meny-angkal bahwa turun BUKAN
gerakan bagi Allah, dan bhw hal itu tidak melibatkan ber-ada di suatu tempat, maka saya menganggap ini sang-at positif. Entah bagaimana aku ragu, bagaimanapun, bahwa ini adalah apa yang mereka benar-benar YAKINI.
PERTANYAAN: satu hal lagi untuk klarifikasi klaim Wah-abi' MEREKA MENGATA KAN masalahnya adalah, bahwa TURUN ATAU NAIK yang kita KETAHUI sebagai manusia, tidak berlaku bagi Allah, apa artinya naik dari sebuah ka- mus, atau apa artinya TAN-GAN?, INGAT Allah ada sebe-lum kamus ini ditulis, dan SEMUA SIFAT TERSEBUT TE-LAH MENJADI SIFAT-Nya bah-kan sebelum Adam ada. Jadi kita harus berhenti di sini..! dan puas dengan apA YANG salaf TELAH PUAS DGN HAL ITU, bukan MALAH mulai me-ndefinisikan istilah tersebut dalam kamus manusia dan kmudian menggunakan ot-ak kita yang terbatas utk
meniadakan ini dari Allah, hanya karena kita TIDAK BO-LEH membuat tashbih TER-HADAP SIFAT-Nya kArEna ka-mus kita mendefinisikan SI-FAT tersebut.
JAWABAN: KONSEP mereka mengandung banyak kontra diksi. Di satu sisi mereka mengklaim bahwa artinya bukan yang kita ketahui da- ri kamus, di sisi lain MErEka mengklaim mengetahui ma-kna DOHIRnya DARI KAMUS. INI kontradiksi mereka !!
MEREKA berkata kita tidak harus mendefinisikan istilah tersebut, dan MEREKA BER-KATA tidak meniadakan ma-kna manusia dari Allah. Apa yang benar-benar ingin ME-REKA KATAKAN tentang tdak menyangkal makna manu-sia dari Allah. Tentu saja Sal-af menyangkal arti KESAMA-AN DGN manusia, Itulah seb-abnya SALAF berkata "bilaa kayf", atau "tanpa suatu modalitas."'
INGAT.,! Suatu definisi adalah pernyataan dari arti sebuah kata. Jadi ketika mereka mengatakan "kami meneri-ma arti tanpa definisi 'KAM-US," maka mereka SAMA DE-NGAN mengatakan bahwa mereka tidak tahu arti YG mereka Terima, DAN berte-Ntangan dengan pernyata-an mereka: "adalah arti har-fiah," karena arti harfiah kata adalah standar arti kamus !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar