Pertanyaan: kita mengatakan
bahwa ide "turun tidak seperti kita turun" adalah kontradiksi karena tidak bisa turun selain BERUPA JISIM-badan terikat oleh ruang dan arah.
Namun Wahabi mengatakan:
"Makna Melihat adalah untuk
menginterpretasikan satu
informasi CAHAYA YG MENERPA Mata.
Apakah Anda menyangkal bahwa Allah melihat? Anda mengatakan tidak bisa turun selain BERUPA JISIM badan terikat oleh ruang dan arah SEDANGKAN melihat JUGA tidak bisa dilakukan selain DENGAN mata karena ini adalah arti sebenarnya dari Melihat seperti Anda memberikan arti DARI KATA turun.
Jawaban: Jika kita MENERIMA gagasan bahwa makna sebenarnya dari melihat adalah "DGN menafsirkan ADANYA informasi yang di terima saat CAHAYA lampu MENGENAI mata seseorang," maka ini adalah cara MELIHATNYA kita, Allah melihat BUKAN DENGAN MATA. MELIHATNYA Allah itu abadi tanpa awal atau akhir, dan
tidak melibatkan instrumen,
sehingga kita mengatakan bahwa melihat-Nya tidak seperti melihat KITA. Karena Allah itu melihat tanpa modalitas (BILA kayf), kita tidak bisa mengetahui realitas
melihat-Nya, dan kita tidak bisa menggambarkannya, karena kita HANYA mendapatkan sebuah gambaran melihat dengan suatu modalitas.
Bagaimanapun, KITA mengatakan bahwa ALLAH MELIHAT adalah HANYA UNTUK membersihkan ALLAH DARI SIFAT kebalikannya, yaitu kebutaan/ BUTA.Jadi kita katakan, Allah melihat tanpa mata dan tanpa awal atau akhir atau BERubah, dan artinya adalah kebalikan dari
kebutaan. Dengan cara ini saya bisa tahu sesuatu tentang Allah MAHA melihat tanpa MENISBATKAN suatu modalitas. Karena kita tidak diharuskan untuk mengetahui realitas SIFAT Allah, hal ini cukup.
SEHINGGA AL BASIR: MELIHAT TERMASUK ASMA ALHUSNA,DAN AYAT SAMI'UL BASIR ADALAH AYAT MUHKAMAT..
Ini BERBEDA dengan UNGKAPAN "turun",karena turun adalah gerakan. Ini suatu modalitas, dan Anda tidak dapat memiliki
modalitas YAITU TURUN tanpa ADANYA modalitas (JISIM),INI DI SEBUT bertentangan.
Anda tidak dapat mendefinisikaN TURUN PADA ALLAH sebagai lawan dari kebalikannya, SEBAGAI MANA "melihat adalah kebalikan dari kebutaan," karena lawannya adalah naik, gerakan dalam arah yang berlawanan,modalitas bergerak ke arah yang berlawanan.
Dengan demikian Anda tidak bisa lolos dari gagasan gerakan. Untuk alasan ini, Anda MESTI mengatakan BAHWA nuzuul itu BUKAN berarti bahwa Allah turun, TETAPI BERILAH penafsiran yang masuk akal, atau menegaskan DENGAN nuzuul SAJA DAN percaya BAHWA MAKNANYA BUKAN MERUPAKAN MAKNA JISIM ATAU SIFAT JISIM..YANG TERAKHIR INI DISEBUT TAFWID SALAF...!
saya hanya blogwalking >>
BalasHapusjika anda berminat kunjungi blog saya
sukr0n embak,y insallah kapan2 ana berkunjung..
BalasHapus