Sebelum membaca NUKILAN DARI KITAB-KARYA IBNU TAEMIYAH di bawah INI....,
Perhatikan PERKATAAN IMAM Fakħruddiin Ar-Raziy :
DALIL menunjukkan bahwa BARANG SIAPA mengatakan: 'Allah adalah JISIM / tubuh MAKA ORANG TERSEBUT SAMA DENGAN membantah KEBERADAAN (eksistensi) Allah, Alasannya KARENA Allah TUHAN SEMESTA ALAM, bukan JISIM / BENDA atau (MENEMPAT) di posisikan dalam JISIM/ MATERI. OLEH Karena itu, jika ADA orang mengatakan bahwa Allah adalah JISIM DAN menolak KEBERADAAN SESUATU YANG BUKAN JISIM maka ia telah MEN0LAK keberadaan Allah . Hal ini KARENA DENGAN mengatakan bahwa Allah adalah JISIM MAKA HAKIKATNYA IA tidak beriman kepada Allah (1 ).
(Mafaatiiĥ Al-ghayb,16/24)
Demikian pula, Al-Qurţubiyy dalam TAFSIRNYA, BELIAU meriwayatkan dari Syaikh
Ibnu Al-Arabiyy mengenai orang yang mengatakan Allah ADALAH JISIM :
PENDAPAT YANG SOHEH bahwa mereka ADALAH KAFIR, karena tidak BERbeda antara mereka DENGAN orang-orang yang menyembah berhala dan PENYEMBAH gambar (2)
(Tafsiir Al-Qurţubiyy, 4 / 14)
DENGAN PENJELASAN ini, KITA mengetahui realitas sekte Wahabi YANG MENGANUT PENDAPAT ORANG YANG DI panggil "SyaikhUL Islam Ibnu Taimiyah.
BELIAU BERPENDAPAT BAHWA Allah TERbagi DENGAN ORGAN DAN JUZ Dalam KITABNYA: Bayaan Talbiis Al-Jahmiyyah : [Fakħruddiin AR RAZI berkata ]: jika Dia (Allah) TERbagi DENGAN ORGAN-ORGAN, maka Dia terdiri DARI ( bagian-bagian),YANG MANA HAL INI bertentangan dengan TAUHID, dan kami telah menunjukkan bahwa klaim INI tidak valid ....!
[Ibnu Taimiyah menjawab:]
Sebaliknya, adalah jelas bahwa JIKA Allah MUSTAHIL TERbagi DENGAN ORGAN-ORGAN, MAKA SAMA HALNYA DENGAN MENOLAK KEBERADAAN SEGALA SESUATU YANG ada .......(3)
(Bayaan Talbiis Al-Jahmiyyah, 1 / 33)
Perhatikan apa yang di katakannya....!
Dia mengatakan bahwa jika sesuatu tidak TERbagi DARI beberapa ORGAN, maka SESUATU ITU tidak bisa ADA (eksis), BEGITU JUGA DENGAN DZAT Allah.
DIA (IBN TAEMIYAH ) menegaskan keyakinannya
bahwa Allah SWT BENAR-BENAR terbagi DARI BERBAGAI ORGAN.
DI TEMPAT LAIN IA mengatakan BAHWA Allah memiliki komposisi (TERSUSUN DARI BERBAGAI JUZ ), berdiam di suatu tempat, memiliki bagian-BAGIAN, LIHAT PERNYATAAN [ Ibnu Taimiyah )
IA berkata: Kita telah menjelaskan apa yang mungkin (dalam HAL yang mereka maksud) berhubungan dengan kata-kata : ''TARKIB:TERSUSUN, TAHAYUZ: MENEMPAT, TAGOYUR: BEROBAH, IFTIQOR: MEMILIKI kebutuhan'', DAN SUNGGUH maksud DARI SEMUA ITU adalah BAHWA segala sesuatu yang ada, PASTI dikaitkan dengan ISTILAH-ISTILAH TADI, apakah YANG WAJIB ADANYA ( Allah ) atau YANG mungkin ADANYA ( MAHLUK ), Sesungguhnya PENDAPAT BAHWA ISTILAH-ISTILAH ITU mustahil ( dihubungkan PADA ALLAH,) MAKA PENDAPAT INI MURNI menyesatkan .
(Talbiis Bayaan Al-Jahmiyyah 1 / 33)
Dia mengatakan di sini bahwa SESUATU tidak AKAN bisa ada, kecuali ia memiliki tempat, bagian (seperti ORGAN fisik yang berbeda), dan MEMILIKI kebutuhan.
Berdasarkan pernyataan YANG sangat jelek INI, maka tidak mengherankan, JIKA KEMUDIAN sejumlah ulama SEPERTI IMAM TaqiyyudDiin Al- Ĥuşniy, mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah "mutlak KAFIR" ,JUGA tidak mengherankan JIKA SYAIKH Alaa'udDiin Al Bukħaari marah KEPADA "siapapun YANG memanggil Shaykh Islam KEPADA IBNU TAEMIYAH.
" Artinya BAHWA SIKAP INI TERJADI KARENA MEREKA tahu tentang keyakinan SESAT yang diucapkan oleh dia, atau percaya bahwa ia meninggal pada keyakinan tersebut tanpa bertobat.
BERIKUTNYA... Ibnu Taimiyah mengatakan Allah mempunyai 6 batasAN,salah satunya adalah berdekatan dengan ARASY.
Ibnu Taimiyah berkata: PENDAPAT YANG moderat DI antara tiga perkataan Al-Qađii Abuu Ya'laa YANG SEJALAN dengan PERKATAAN IMAM Ahmad dan PARA imam LAINNYA. Dia [ yaitu Ahmad bin Hanbal ) ''dan ini adalah sebuah kebohongan ,SEBAB IMAM Ahmad BERAQIDAH SEBAGAI MANA AQIDAH MAYORITAS ULAMA'' tapi INI masalah lain'', telah menyatakan: " Allah ADA dalam arah tertentu, dan BUKAN di segala penjuru.Sebaliknya DIA berada di luar ALAM, TERPISAH dari ciptaan-Nya, dan DIA tidak ke segala arah. "Ini ADALAH MAKNA DARI PERKATAAN IMAM Ahmad rahimahullah:," ALLAH memiliki batas yang hanya Di KETAHUI OLEHNYA, "SEANDAINYA PERKATAAN IMAM Ahmad BAHWA BATAS ALLAH HANYA PADA arah Arsy saja, maka ini akan di KETAHUI OLEH HAMBA-HAMBANYA,DAN SUNGGUH mereka tahu BAHWA yang membatasi ALLAH IALAH dari arah ini ( YAKNI ARASY ) sehingga tahu BAHWA batas YANG TIDAK DIKETAHUI mereka adalah MUTLAK tanpa pengecualian,dan tidak ditentukan untuk arah ArsY SAJA
(Bayaan Talbiis Al-Jahmiyyah, 1 / 438). ( 4)
Catatan DARI PENDAPATNYA INI bahwa Dia (TAEMIYAH) berkata: Pertama-tama ia mengklaim bahwa "Allah berada dalam arah tertentu," dan bahwa
"batasnya Allah dari arah ini YAKNI Arsy tersebut." Hal ini
menurut dia batas diketahui.
Kemudian dengan itu berkata, "ALLAH tidak BERADA di segala arah," ia menegaskan LAGI bahwa Allah memiliki batas dalam semua arah yaitu atas, kiri, kanan, belakang dan depan, namun hal ini tidak
diketahui BATASNYA.
BERIKUTNYA Ibnu Taimiyah mengatakan Allah memiliki ukuran,DIA berkata:
ADAPUN sesuatu yang sudah ada DAN tidak meningkat,atau menurun, atau tidak DENGAN KEDUANYA,DAN SESUATU ITU ADA TANPA memiliki ukuran - MAKA ini adalah mustahil (Bayaan Talbiis Al-Jahmiyyah, 3 / 146). (5)
Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada termasuk Pencipta, MESTI memiliki ukuran.
BERIKUTNYA Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ALAM ITU abadi, KARENA ALLAH ABADI dan Allah tidak memiliki pilihan KECUALI MESTI MENCIPTAKANNYA...TAPI BAGI ''SEORANG Muslim percaya bahwa Allah tidak perlu, dan tidak dipaksa untuk APA PUN, DAN SAMA SEKALI TIDAK diwajibkan untuk mencipta''
Perhatikan PERKATAAN IBNU TAEMIYAH SEBELUMNYA, ia MENGATAKAN tentang ADANYA SESUATU MESTI TERDIRI DARI JISIM,atau ATRIBUT JISIM / tubuh, OLEH SEBAB ITU, ia percaya BAHWA SEMUA YANG ADA ADALAH JISIM / MATERI.
KEMUDIAN MASIH Menurut IBNU TAEMIYAH : Allah adalah satu-satunya DZAT yang kekal DI antara serangkaian LAIN YANG kekal, DIA TERPAKSA MESTI MENCIPTA SESUATU YANG lain UNTUK-NYA, WALAU BAGAIMANA PUN, jenis YANG DIA CIPTAKAN ITU adalah pilihan-Nya.
Dengan kata lain, ia mengatakan bahwa dunia
(sesuatu selain Allah) adalah kekal, karena DZAT ALLAH ABADI, MAKA TERpaksa ALLAH menciptakan sesuatu yang lain UNTUK TEMPAT-NYA,KARENA ALLAH KEKAL MAKA TEMPATNYA PUN KEKAL........,.,.!!
Apa SEORANG Muslim percaya HAL INI??, di sisi lain, adalah bahwa Allah Pencipta segala sesuatu, dan bahwa Dia tidak perlu menciptakan sesuatu, karena Dia tidak membutuhkan apa-apa,dan tidak wajib melakukan apa-
apa. Dengan kata lain, bukan suatu keharusan bagi Allah untuk bertindak, membuat, apa pun. Hal ini karena Allah sempurna, dan karena itu tidak perlu melakukan apapun. TETAPI BAGAIMANA PUN Ibnu Taimiyah, tidak menerima FAKTA ini, BUKTINYA IA MEMBANTAH pernyataan Ibn Hazm :''TIDAK ADA YANG lebih aneh dari klaimnya (Ibn Hazm') bahwa konsensus PARA ULAMA menyatakan kafir TERHADAP ORANG YANG tidak percaya bahwa "ALLAH adalaH satu-satunya yang KEKAL ada_NYA,dan tak ada yang KEKAL SELAIN DIA, DAN DIA menciptakan segala sesuatu DGN KEHENDAKNYA
(-Naqd Maraatibi l-'Ijmaa, 303) ( 6 )
Ini merupakan upaya IBNU TAEMIYAH untuk menyembunyikan kekufuran dari pengikutnya.
KITA lihat PENDAPAT Ibnu Hajar Al-Asqalaaniyy berkata:
Syaikh kami BERKATA dalam
SYARAH At-Tirmidħiyy, "... ..
dan telah DI HIKAYATKAN DARI Al-Qaađii Iiaađ dan DARI SELAINNYA bahwa BARANG SIAPA mengatakan bahwa ALAM (apa pun selain Allah) ITU kekal,MAKA IA kafir (non muslim) MENURUT konsensus ilmiah PARA ULAMA ." Dan Ibnu Daqiiq Al-Iiid berkata: dari beberapa ULAMA intelektual, dan condong ke arah Filsafat,berPENDAPAT bahwa BARANG SIAPA MENYATAKAN BAHWA ALAM TIDAK memiliki awal,MEREKA tidak DI HUKUMI kafir ....INI PENDPAT GANJIL, berpura-pura, karena ALAM ADA PERMULAAN adalah salah satu hal yang ditetapkan oleh konsensus ilmiah dan tegas (mutawatir) . (Fathu-l-Baarii,
12/202) ( 7 )
Referensi:
* As-Şafadiyyah. Ahmad Ibnu Taimiyah (728 H) Al-Ĥarraaniyy. Mesir: Maktabah Ibnu Taimiyah,1406.
* Bayaan Talbiis Al-Jahmiyyah. Makkah: Maţbaah AlĤukuumah,1392.
* Fathu-l-Baarii Sħarĥu Şaĥiiĥi-l-Bukħaariyy. Ibnu Hajar Al- Asqalaaniyy. Beirut, Lebanon: DarAl-Marefah, 1379.
* JaamiuAĥkaami-l-Qur'an. Al- Qurţubiyy (671 AH), Sħasuddiin. Ed. Hisyam Samiir Al Bukħariy.Riyadh, Saudi Arabia: Daar Aalam Al-Kutub, 1423.
* MafaatiiĥAl-ghayb.FakħrudDiin Al-Raaziy. Beirut, Lebanon: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 1421.
* Naqd Maraatibi-l-'Ijmaa. Ahmad Ibnu Taimiyah (728 H) Al-Ĥarraaniyy. Beirut, Lebanon: Daar Ibn Hazm, 1419.
ﺍﻟﺼﻔﺪﻳﺔ.ﺃﺣﻤﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﺑﻦ
ﺗﻴﻤﻴﺔ ﺍﻟﺤﺮﺍﻧﻲ(728).ﻣﺼﺮ:ﻣﻜﺘﻴﺔ
ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ,1406.
ﺑﻴﺎﻥ ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﻓﻲ ﺗﺄﺳﻴﺲ
ﺑﺪﻋﻬﻢ ﺍﻟﻜﻼﻣﻴﺔ. -. Ed. ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ
ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻗﺎﺳﻢ.ﻣﻜﺔ ﺍﻟﻤﻜﺮﻣﺔ:
ﻣﻄﺒﻌﺔ ﺍﻟﺤﻜﻮﻣﺔ,1392.
ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ.
ﺃﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺃﺑﻮ ﺍﻟﻔﻀﻞ
ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ852ﻩ.ﺑﻴﺮﻭﺕ,
ﻟﺒﻨﺎﻥ:ﺩﺍﺭ ﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ,1379.
ﻧﻘﺪ ﻣﺮﺍﺗﺐ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ.ﺃﺣﻤﺪ ﻋﺒﺪ
ﺍﻟﺤﻠﻴﻢ ﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﺍﻟﺤﺮﺍﻧﻲ(728).
ﺑﻴﺮﻭﺕ,ﻟﺒﻨﺎﻥ:ﺩﺍﺭ ﺍﺑﻦ ﺣﺰﻡ,1998.
----------------------------------
(1 ) ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ:ﺍﻟﺪﻟﻴﻞ ﺩﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ
ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﺇﻥ ﺍﻹﻟﻪ ﺟﺴﻢ ﻓﻬﻮ ﻣﻨﻜﺮ
ﻟﻺﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﺇﻟﻪ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ
ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻟﻴﺲ ﺑﺠﺴﻢ ﻭﻻ ﺣﺎﻝ ﻓﻲ
ﺍﻟﺠﺴﻢ ﻓﺈﺫﺍ ﺃﻧﻜﺮ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﻫﺬﺍ
ﺍﻟﻤﻮﺟﻮﺩ ﻓﻘﺪ ﺃﻧﻜﺮ ﺫﺍﺕ ﺍﻹﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
ﻓﺎﻟﺨﻼﻑ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﻭﺍﻟﻤﻮﺣﺪ
ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻔﺔ ﺑﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺬﺍﺕ ﻓﺼﺢ
ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺠﺴﻢ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ
(ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ ﺍﻟﻐﻴﺐ ﺗﺮﻗﻴﻢ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ
ﻣﻮﺍﻓﻖ ﻟﻠﻤﻄﺒﻮﻉ-16/24(
( 2 ) ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ:ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺍﻟﻘﻮﻝ
ﺑﺘﻜﻔﻴﺮﻫﻢ,ﺇﺫ ﻻ ﻓﺮﻕ ﺑﻴﻨﻬﻢ ﻭﺑﻴﻦ
ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻷﺻﻨﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﻮﺭ(ﺗﻔﺴﻴﺮ
ﺍﻟﻘﺮﻃﺒﻲ-4/14(
( 3 ) ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ:ﻗﻮﻟﻚ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ
ﻣﻨﻘﺴﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺮﻛﺒﺎ ﻭﺗﻘﺪﻡ ﺇﺑﻄﺎﻟﻪ
ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﺠﻮﺍﺏ ﻋﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺳﻤﻴﺘﻪ
ﻣﺮﻛﺒﺎ ﻭﺗﺒﻴﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺣﺠﺔ ﺃﺻﻼ ﻋﻠﻰ
ﺍﻣﺘﻨﺎﻉ ﺫﻟﻚ ﺑﻞ ﺑﻴﻦ ﺃﻥ ﺇﺣﺎﻟﺔ ﺫﻟﻚ
ﺗﻘﺘﻀﻲ ﺇﺑﻄﺎﻝ ﻛﻞ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻧﻪ
ﺃﺣﺎﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﻟﻤﺎ ﺃﺣﻠﻨﺎ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺗﻘﺪﻡ ﺑﻴﺎﻥ ﻣﺎ ﻓﻲ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﺘﺮﻛﻴﺐ
ﻭﺍﻟﺘﺤﻴﺰ ﻭﺍﻟﻐﻴﺮ ﻭﺍﻻﻓﺘﻘﺎﺭ ﻣﻦ
ﺍﻻﺣﺘﻤﺎﻝ ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻘﺼﺪ
ﻣﻨﻪ ﺑﺬﻟﻚ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﺘﺼﻒ ﺑﻪ ﻛﻞ
ﻣﻮﺟﻮﺩ ﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻥ ﻭﺍﺟﺒﺎ ﺃﻭ ﻣﻤﻜﻨﺎ
ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺎﻣﺘﻨﺎﻉ ﺫﻟﻚ ﻳﺴﺘﻠﺰﻡ
ﺍﻟﺴﻔﺴﻄﺔ ﺍﻟﻤﺤﻀﺔ(ﺑﻴﺎﻥ ﺗﻠﺒﻴﺲ
ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ ﺝ1ﺹ33.(
( 4 ) ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ:ﻓﻬﺬﺍ ﺍﻟﻘﻮﻝ
ﺍﻟﻮﺳﻂ ﻣﻦ ﺃﻗﻮﺍﻝ ﺍﻟﻘﺎﺿﻲ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﻫﻮ
ﺍﻟﻤﻄﺎﺑﻖ ﻟﻜﻼﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ
ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﺇﻧﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻲ ﺟﻬﺔ
ﻣﺨﺼﻮﺻﺔ ﻭﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﺫﺍﻫﺒﺎ ﻓﻲ
ﺍﻟﺠﻬﺎﺕ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺧﺎﺭﺝ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﺘﻤﻴﺰ
ﻋﻦ ﺧﻠﻘﻪ ﻣﻨﻔﺼﻞ ﻋﻨﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﺩﺍﺧﻞ
ﻓﻲ ﻛﻞ ﺍﻟﺠﻬﺎﺕ ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﻮﻝ
ﺃﺣﻤﺪ"ﺣﺪ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ"ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ
ﻣﺮﺍﺩ ﺃﺣﻤﺪ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺤﺪ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ
ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻓﻘﻂ ﻟﻜﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻌﻠﻮﻣﺎ
ﻟﻌﺒﺎﺩﻩ ﻓﺎﻧﻬﻢ ﻗﺪ ﻋﺮﻓﻮﺍ ﺃﻥ ﺣﺪﻩ ﻣﻦ
ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺠﻬﺔ ﻫﻮ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻓﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﺪ
ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻪ ﻣﻄﻠﻖ ﻻ ﻳﺨﺘﺺ
ﺑﺠﻬﺔ ﺍﻟﻌﺮﺵ(ﺑﻴﺎﻥ ﺗﻠﺒﻴﺲ
ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ,ﺝ1/ﺹ438.(
( 5 ) ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ:ﻓﺄﻣﺎ ﻛﻮﻥ ﺍﻟﺸﻲﺀ
ﻏﻴﺮ ﻣﻮﺻﻮﻑ ﺑﺎﻟﺰﻳﺎﺩﺓ ﻭﺍﻟﻨﻘﺼﺎﻥ
ﻭﻻ ﺑﻌﺪﻡ ﺫﻟﻚ ﻭﻫﻮ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻭﻟﻴﺲ
ﺑﺬﻱ ﻗﺪﺭ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻌﻘﻞ(ﺑﻴﺎﻥ
ﺗﻠﺒﻴﺲ ﺍﻟﺠﻬﻤﻴﺔ,ﺝ3/ﺹ146.(
( 6 )ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ ﻓﻲ:ﻭﺃﻋﺠﺐ ﻣﻦ
ﺫﻟﻚ ﺣﻜﺎﻳﺘﻪ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻋﻠﻰ ﻛﻔﺮ ﻣﻦ
ﻧﺎﺯﻉ ﺃﻧﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ"ﻟﻢ ﻳﺰﻝ ﻭﺣﺪﻩ,ﻭﻻ
ﺷﻲﺀ ﻏﻴﺮﻩ ﻣﻌﻪ,ﺛﻢ ﺧﻠﻖ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ
ﻛﻤﺎ ﺷﺎﺀ). (ﻧﻘﺪ ﻣﺮﺍﺗﺐ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ,
303"
( 7 ) ﻗﺎﻝ ﺷﻴﺨﻨﺎ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ:
ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻲ ﺗﻜﻔﻴﺮ ﻣﻨﻜﺮ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ
ﺗﻘﻴﻴﺪﻩ ﺑﺈﻧﻜﺎﺭ ﻣﺎ ﻳﻌﻠﻢ ﻭﺟﻮﺑﻪ ﻣﻦ
ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﺎﻟﻀﺮﻭﺭﺓ ﻛﺎﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﺨﻤﺲ,
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻋﺒﺮ ﺑﺈﻧﻜﺎﺭ ﻣﺎ ﻋﻠﻢ
ﻭﺟﻮﺑﻪ ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﺗﺮ ﻭﻣﻨﻪ ﺍﻟﻘﻮﻝ
ﺑﺤﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ,ﻭﻗﺪ ﺣﻜﻰ ﻋﻴﺎﺽ
ﻭﻏﻴﺮﻩ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻋﻠﻰ ﺗﻜﻔﻴﺮ ﻣﻦ ﻳﻘﻮﻝ
ﺑﻘﺪﻡ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ,ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺩﻗﻴﻖ ﺍﻟﻌﻴﺪ:
ﻭﻗﻊ ﻫﻨﺎ ﻣﻦ ﻳﺪﻋﻲ ﺍﻟﺤﺬﻕ ﻓﻲ
ﺍﻟﻤﻌﻘﻮﻻﺕ ﻭﻳﻤﻴﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻔﻠﺴﻔﺔ
ﻓﻈﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻤﺨﺎﻟﻒ ﻓﻲ ﺣﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ
ﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﻗﺒﻴﻞ ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ
ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ,ﻭﺗﻤﺴﻚ ﺑﻘﻮﻟﻨﺎ ﺇﻥ ﻣﻨﻜﺮ
ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻹﻃﻼﻕ ﺣﺘﻰ
ﻳﺜﺒﺖ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﺑﺬﻟﻚ ﻣﺘﻮﺍﺗﺮﺍ ﻋﻦ ﺻﺎﺣﺐ
ﺍﻟﺸﺮﻉ,ﻗﺎﻝ ﻭﻫﻮ ﺗﻤﺴﻚ ﺳﺎﻗﻂ ﺇﻣﺎ
ﻋﻦ ﻋﻤﻰ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﺼﻴﺮﺓ ﺃﻭ ﺗﻌﺎﻡ ﻷﻥ
ﺣﺪﻭﺙ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻴﻞ ﻣﺎ ﺍﺟﺘﻤﻊ
ﻓﻴﻪ ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﻭﺍﻟﺘﻮﺍﺗﺮ ﺑﺎﻟﻨﻘﻞ(ﻓﺘﺢ
ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ-ﺍﻟﻌﺴﻘﻼﻧﻲ,12/202 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar