Selasa, 17 Mei 2011

Bid'ah cuma ada dalam hal ibadah, Ibadah yang bagaimana ??

any way .. Semoga ini menambah ilmu bagi kita. Amien.

ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ
ﻭﻓﻲ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﺃﻭﺩ ﺃﻥ ﺃﻗﻒ ﻋﻨﺪ ﻗﻀﻴﺔ ﺃﺳﺎﺳﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻣﻌﺮﻭﻓﺔ ﻋﻨﺪ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ
ﻭﻫﻲ، ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻛﻤﺎ ﺃﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ، ﻭﻫﺬﻩ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻧﻔﻴﺴﺔ ﻭﻣﻬﻤﺔ ﺟﺪﺍ ﻭﻧﺎﻓﻌﺔ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ، ﻓﺒﺎﻟﻨﺴﺒﺔ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺍﺕ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﺮﻉ ﻣﻦ ﻧﻔﺴﻪ
ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ،ﺑﻞ ﻓﻌﻞ ﻟﻜﺎﻥ ﻗﺪ ﺷﺮﻉ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﺄﺫﻥ ﺑﻪ ﺍﻟﻠﻪ،ﻓﻠﻢ ﻳﻜﻦ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﻓﻲ ﺷﺄﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﺃﻭ ﺍﻟﺤﺞ ﺯﻳﺎﺩﺓ ﺃﻭ ﻧﻘﺼﺎ ﺃﻭ ﺗﻘﺪﻳﻤﺎ ﺃﻭ ﺗﺄﺧﻴﺮﺍ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ، ﻟﻴﺲ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﻔﻌﻞ ﻫﺬﺍ،ﺑﻞ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺘﻠﻘﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ،ﻭﻻ ﻳﻠﺰﻡ ﻟﻬﺎ ﺗﻌﻠﻴﻞ،ﺑﻞ ﻫﻲ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺍﻷﺻﻮﻟﻴﻮﻥ:
ﻏﻴﺮ ﻣﻌﻘﻮﻟﺔ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ،ﺃﻭ ﺗﻌﺒﺪﻳﺔ، ﺑﻤﻌﻨﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻲ ﻋﻘﻮﻟﻨﺎ ﻧﺤﻦ ﻣﺎ ﻳﺒﻴﻦ ﻟﻤﺎﺫﺍ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎ، ﻭﺍﻟﻌﺼﺮ ﺃﺭﺑﻌﺎ،ﻭﺍﻟﻤﻐﺮﺏ ﺛﻼﺛﺎ، ﻭﺍﻟﻔﺠﺮ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ،ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻣﺎ ﻳﺪﻝ
ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺇﻻ ﺃﻧﻨﺎ ﺁﻣﻨﺎ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺟﻞ ﻭﻋﻼ، ﻭﺻﺪﻗﻨﺎ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ،ﻓﺠﺎﺀﻧﺎ ﺑﻬﺬﺍ ﻓﻘﺒﻠﻨﺎﻩ،ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺍﻟﻌﻘﺎﺋﺪ ﻭﻃﺮﻳﻖ ﻣﻌﺮﻓﺔ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ،ﻓﻤﺒﻨﺎﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻭﺍﻟﺴﻤﻊ ﻭﺍﻟﻨﻘﻞ ﻻ ﻏﻴﺮ،ﺑﺨﻼﻑ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻼﺕ ﻭﺍﻟﻌﻘﻮﺩ ﻭﻧﺤﻮﻫﺎ،ﻓﺈﻥ ﺍﻷﺻﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻹﺑﺎﺣﺔ ﻭﺍﻹﺫﻥ ﺇﻻ ﺇﺫﺍ
ﻭﺭﺩ ﺩﻟﻴﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﻨﻊ ﻣﻨﻬﺎ،ﻓﻠﻮ ﻓﺮﺽ ﻣﺜﻼ ﺃﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﺧﺘﺮﻋﻮﺍ ﻃﺮﻳﻘﺔ
ﺟﺪﻳﺪﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﻣﻠﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻴﻊ
ﻭﺍﻟﺸﺮﺍﺀ ﻋﻘﺪﺍ ﺟﺪﻳﺪﺍ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ،ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﻣﻨﻊ،ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺭﺑﺎ ﻭﻻ ﻏﺮﺭ ﻭﻻ ﻇﻠﻢ ﻭﻻ ﺷﻲﺀ ﻳﺘﻌﺎﺭﺽ ﻣﻊ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺸﺮﻳﻌﺔ، ﻓﺤﻴﻨﺌﺬ ﻧﻘﻮﻝ:ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻣﺒﺎﺡ
terjemahan, asal dalam ibadah adalah tauqifi Saya ingin menerangkan permasalahan penting tentang ibadah, yaitu tentang kaidah yang sudah amat terkenal, yaitu : segala sesuatu dalam ibadah itu tauqufi sifatnya. kaidah ini amat sangat penting dan sangat bermanfaat bagi manusia.nisbahnya pada adat,manusia tidak boleh membuat buat sesuatu sebagai ibadah yang tidak diizinkan Allah dalam agama.
Seseorang tidak boleh
mengerjakan sholat, zakat,
puasa haji,,,dengan menambahi atau mengurangi, atau mendahulukan dan mengakhirkan atau selainnya. bahkan ia,
seperti dikatakan ushuliyyun : tidak bisa di aqal maknanya artinya : kita tidak bisa tahu kenapa shalat dzuhur 4, shalat
ashar 4 rakaat, maghrib 3, fajar 2, tidaklah kita tahu akan hikmatnya. Tapi yang jadi kewajiban kita adalah beriman pada Allah, dan membenarkan Rasul serta apa yang dibawanya dan wajib kita terima. ini adalah
tata cara beraqidah dan
melaksanakan ibadah. Dasarnya adalah tauqif, naql dan dalil sama’i. tidak yang lain. Ini berbeda dari mu’amalat… asalnya adalah boleh sampai ada dalil larangan terhadapnya
( artinya akan terus boleh
sampai ada dalil yang melarang ). seperti seseorang yang membuat
sesuatu yang baru dengan
membuat cara cara baru
tentang jual beli yang tidak ada di zaman nabi, maka tidak ada alasan melarangnya, juga jika tidak ada faktor yang membuat dia haram, seperti riba, jahalah, penipuan, dzalim dan tidak bertentangan dengan ushul syariah, maka kita mengatakan : ini semua mubah (boleh ).selesai.
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ، ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻓﻲ ﺻﻔﺘﻬﺎ-ﻓﻲ ﺻﻔﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ-ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺰﻳﺪ ﺃﻭ ﻳﻨﻘﺺ،ﻛﺄﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﻛﻊ ﻣﺜﻼ
ﺃﻭ ﻳﺠﻠﺲ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ،ﺃﻭ ﻳﺠﻠﺲ ﻟﻠﺘﺸﻬﺪ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﺤﻞ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ، ﻓﻬﻴﺌﺔ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻴﺔ ﻣﻨﻘﻮﻟﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ
terjemahannya : tauqifi dalam sifat ibadah, ibadah itu tauqifi dalam semua hal.
1- dalam sifatnya,,,maka tidak boleh untuk menambah dan megurangi. seperti sujud sebelum ruku, atau duduk sebelum sujud, atau duduk tasyahud tidak pada tempatnya… oleh karena itu, yang namanya ibadah itu tauqifi dinuqil dari syari’ ( Allah )
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﺯﻣﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﺯﻣﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﺗﻮﻗﻴﻔﻲ-ﺃﻳﻀﺎ-ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﺮﻉ ﺯﻣﺎﻧﺎ ﻟﻠﻌﺒﺎﺩﺓ ﻟﻢ ﺗﺮﺩ،ﻣﺜﻞ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻣﺜﻼ
2-tauqifi dalam waktu pelaksanaan ibadah waktu pelaksanaan ibadah juga
tauqifi. maka tidak boleh
seseorang itu membuat buat ibadah di waktu tertentu yang syari’ tidak memerintahkannya.
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻧﻮﻉ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﻛﺬﻟﻚ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺸﺮﻭﻋﺔ ﻓﻲ ﻧﻮﻋﻬﺎ،ﻭﺃﻋﻨﻲ ﺑﻨﻮﻋﻬﺎ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻣﺸﺮﻭﻋﺎ،ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ
ﻷﺣﺪ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﺑﺄﻣﺮ ﻟﻢ ﻳﺸﺮﻉ ﺃﺻﻼ، ﻣﺜﻞ ﻣﻦ ﻳﺘﻌﺒﺪﻭﻥ ﺑﺎﻟﻮﻗﻮﻑ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻤﺲ،ﺃﻭ ﻳﺤﻔﺮ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ
ﻭﻳﺪﻓﻦ ﺑﻌﺾ ﺟﺴﺪﻩ ﻭﻳﻘﻮﻝ: ﺃﺭﻳﺪ ﺃﻥ ﺃﻫﺬﺏ ﻭﺃﺭﺑﻲ ﻭﺃﺭﻭﺽ ﻧﻔﺴﻲ ﻣﺜﻼ، ﻓﻬﺬﻩ ﺑﺪﻋﺔ!
3-tauqifi dalam macamnya ibadah, begitu juga ibadah juga harus disyaratkan sesuai dengan syari’at..artinya termasuk dari jenis ibadah yang di syariatkan, maka tidak sah bagi orang yang menyembah sesuatu yang tidak di syariatkan, seperti menyembah matahari atau memendam jasadnya sebagian sembari berkata saya ingin melatih badanku misalkan ini semua bid’ah.
ﺍﻟﺘﻮﻗﻴﻒ ﻓﻲ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ
ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻜﺎﻥ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻻﺑﺪ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﺸﺮﻭﻋﺎ،ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﺘﻌﺒﺪ ﻋﺒﺎﺩﺓ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﺎﻧﻬﺎ،ﻓﻠﻮ ﻭﻗﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ-ﻣﺜﻼ-ﻳﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ
ﺑﻻـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﻓﻼ ﻳﻜﻮﻥ ﺣﺠﺎ ﺃﻭ ﻭﻗﻒ ﺑـﻤﻨﻰ،ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﺑـﻌﺮﻓﺔ،ﺃﻭ ﺑﺎﺕ ﻟﻴﺎﻟﻲ ﻣﻨﻰ ﺑﻻـﻤﺰﺩﻟﻔﺔ ﺃﻭ ﺑـﻌﺮﻓﺔ،ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺩﻯ ﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ،ﺑﻞ ﻳﺠﺐ ﺃﻥ ﻳﻠﺘﺰﻡ ﺑﺎﻟﻤﻜﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺣﺪﺩﻩ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ
ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ.
4-tauqifi dalam tempat
ibadah. maka ini juga harus masyru’. maka tidak boleh beribadah tidak pada tempat yang sudah disyari’atkan. seperti jika
seseorang wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji, atau wuquf dimina, atau bermalam ( muzdalifah ) di arafah, dan
sebaliknya, maka ini semua
bukanlah sesuatu yang masyru’. kita wajib melaksanakan ibadah sesuai tempat yang sudah
disyari’atkan oleh syari’.selesai.

Maka kalau anda baca
semua,,akan ada point-point yang bisa kita tangkap yaitu:
IBADAH YANG DIMAKSUD DALAM KAIDAH DIATAS adalah IBADAH MAHDLOH, yaitu ibadah yang hanya
mengatur hubungan kita dengan Tuhan saja. MAKA TIDAK ADA BID'AH DALAM IBADAH GOER MAHDLOH !! karena yang namanya
ibadah mahdlah itu:
(A)- harus ada unsur-unsur berikut ini :
1. Sifat
2. Zaman
3. Macam
4. Tempat
Anda sholat dzuhur di waktu duha, inilah yang bid’ah anda mau haji tapi ke Amerika, inilah bid’ah anda mau ruku’ tapi dilaksanakan
di sesudah sujud, inilah bid’ah karena tidak disyari’atkan.
(B)- Dalam ibadah mahdlah,,,yang ada CUMA maqashid (tujuan).
BERBEDA DENGAN ibadah ghairu mahdlah, ada wasail
(wasilah) dan maqashid (tujuan).
Saya menulis disini,tujuannya adalah mencari ridha Allah, biar saya dapat pahala. Maka tidak ada keraguan didalamnya bahwa ini namanya Ibadah. Wasailnya adalah menulis disini , dan maqashidnya adalah mengharap ridha Allah. Artinya, wasailnya
bukan dzat nya ibadah. Menulis apakah ibadah ?? …bukan !!
BEGITU JUGA KEGIATAN BERKUMPUL DIMAJLIS DGN MEMBACA MAULID TUJUAN NYA MENCARI RIDHO ALLAH, MENANAMKAN KECINTAAN PADA NABI, JUGA SUPAYA DAPAT PAHALA, MAKA TIDAK ADA KERAGUAN DIDALAMNYA BAHWA INI IBADAH..WASAILNYA ADALAH BERKUMPUL, MENDENGAR SEJARAH NABI, MAQOSIDNYA MENCARI RIDHO ALLAH…DLL, MAKA TIDAK LAYAK DITANYA ''APA DALILNYA ??’ TOH ITU
MUAMALAH BERUPA WASAIL DAN JADI NILAI IBADAH DENGAN MAQOSID..! NAH WASAIL BUKAN DZATNYA IBADAH,KAYA KITA BERKUMPUL REUNIAN,APAKAH ITU DZATIYAH IBADAH ? BUKAN ! TP KALAU MAQOSIDNYA BAIK, SEPERTI MEMPERERAT SILATURAHIM, MAKA BERNILAI IBADAH , NAH KARENA PERTANYAAN TIDAK TEPAT, MAKA GAK ADA JAWABAN, DALAM HAL IBADAH GOER MAHDOH, YANG MESTI DITANYA ADALAH APA
MAQOSIDNYA !!?’
-LILWASAIL HUKMUL MAQOSID- ,Berbeda kalau saya sholat. Sholat itu adalah dzat ibadah. Maka
tidak ada lagi wasail.
-MAKA FAHAMILAH KAIDAH DIATAS, JUGA APA MAKSUD DARIPADA IBADAH’ TERSEBUT ! JADI HAL IBADAH BARU YANG TIDAK ADA DALIL-NYA DAN HUKUMNYA BID’AH SESAT, ADALAH MENGADA- NGADA IBADAH MAHDLOH ATAU MENAMBAHI, MENGURANGI ATAU TIDAK PADA TEMPAT DAN WAKTUNYA, BUKAN DLM HAL IBADAH GHOER MAHDOH /MUAMALAT.! FAHAMILAH.!!.Wallahu a’lam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar