Pertanyaan: Para Salafi
berpendapat bahwa dengan
memberikan interpretasi
figuratif (TAKWIL) TERHADAP SIFAT Allah, SAMA DENGAN melakukan ta'teel !?!
Jawaban: Ta'teel adalah MEN0LAK suatu SIFAT yang LAYAK menjadi SIFAT ALLAH. Perhatikan bahwa SIFAT
disebutKAN oleh sebuah kata ATAU KALIMAT, seperti
SIFAT "ilmU" ARTINYA "pengetahuan." Kadang-kadang sebuah kata memiliki lebih dari satu
arti (TEKS MUTASYABIHAT). Jika KATA ATAU KALIMAT DALAM TEKS MUTASABIHAT INI DI Tetapkan mengacu pada SIFAT ALLAH, maka pertanyaan berikutnya adalah apa arti yang sesuai ?? Jika seseorang memilih arti fisik, seperti anggota badan, maka ia berkomitmen tasYbih: MENYERUPAKAN ALLAH DENGAN MAHLUK. Jika ia memilih arti yang layak BAGI Allah, maka dia percaya BAHWA Allah TIDAK MEMILIKI
kemiripan DENGAN ciptaan,
DIA memahami firman Allah YANG JELAS (TEKS MUHKAMAT) YANG menegaskan tidak ada yang menyerupai Allah. MAKA bagaimanapun, KITA MESTI MEMILIH MAKNA YANG SELARAS dengan teks lain YANG benar-benar jelas atau DENGAN MEMILIH konsensus ilmiah (IJMA), dan JIKA SESEORANG mengabaikan TEKS YANG JELAS (MUHKAMAT) ATAU MENENTANG IJMA, maka ini
adalah bentuk PENAFIAN TERHADAP SIFAT ALLAH atau ta'teel.
Sebagai contoh, Mu `tazilah
mengabaikan konsensus ilmiah bahwasanya ALLAH DAPAT dilihat oleh kaum Muslim di akhirat TANPA ALLAH berada di suatu tempat jauh ATAU DEKAT, TIDAK memiliki bentuk, atau berada di arah. ''YAITU melihat yang berbeda dari PENGLIHATAN yang KITA
gunakan untuk MELIHAT dalam KEhidupAN ini, karena Allah tidak menyerupai ciptaan-Nya''.
Mereka (MU'TAZILAH) menolak konsep melihat tanpa ADANYA SESUATU ITU terlihat DI SUATU TEMPAT, dan MEREKA mengatakan bahwa MAKSUD melihat di sini ADALAH "mengharapkan," atau "mengetahui," atau MAKNA sejenisnya. Ini adalah ta'wil yang mencapai tingkat ta'teel, karena bahwasanya MEREKA memberikan arti lain daripada melihat YANG MERUPAKAN SESUATU SIFAT DALAM TEKS YANG JELAS (MUHKAMAT). Para ulama Sunni mengatakan kepada mereka (MU'TAZILAH) "Mengapa KALIAN HANYA mengatakan bahwa Allah TIDAK terlihat tanpa ALLAH MENEMPAT di suatu tempat, TIDAK BERubah atau memiliki batas?! sebagaimana kita katakan bahwa Allah tahu dan menghendaki APA PUN tanpa BERADA di suatu tempat, TIDAK MENGALAMI PErubahan DAN TIDAK memiliki batas ??!"
KAUM mushabbihah SELARAS dengan Mu `tazilAH bahwa tidak BISA melihat tanpa berada DI SUATU TEMPAT, PERBEDAANNYA ADALAH: Mu` tazilah MENta'wil untuk melarikan diri dari tasYbih: MENYERUPAKAN DARI MAHLUK, atau UNTUK MENAFIKAN batas kepada Allah, SEDANGKAN KAUM mushabbihah mengatakan bahwa Allah terlihat dalam arah dan MENEMPAT di SUATU TEMPAT, sehingga menghubungkan batasAN KEPADA ALLAH. Yang DI lakukan Mu `tazilah bodoh
dan CEROBOH, sementara itu KAUM mushabbihah ADALAH kafir polos.
NAH DARI PAPARAN DI ATAS,MAKA ISTILAH TA'TIL TDK BISA DI HUBUNGKAN DENGAN KONSEP TAKWIL DALAM MASALAH TEKS MUTASYABIHAT, MEMANG HAL INI BID'AH ARTINYA TIDAK DILAKUKAN SALAF, TETAPI ITU DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH BIDAH YANG LEBIH BESAR YAITU MUNCULNYA BIDAH AQIDAH MUJASIMAH / MUSYABIHAH, INILAH ALASAN MENGAPA MAYORITAS ULAMA KHOLAF MENTAKWIL TEKS MUTASYABIHAT..!
NAH KEMUDIAN ISTILAH TA'TIL DIMUNCULKAN TERHADAP CARA ULAMA KHOLAF YANG MENTAKWIL MUTASABIHAT, ATAU MENUDUH MEREKA SEBAGAI JAHMIYAH, INI PERTAMA KALI DI LEMPARKAN OLEH IBN TAI-MIYAH YANG SAMPAI SEKARANG DI IKUTI OLEH MUQOLIDNYA..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar