IMAM FakħrudDiin Ar Raziy
menyatakan dalam TAFSIR Al-Qur'an: "FAIDAH YANG Ke empat bahwa al-għađab (marah /murka) adalah perubahan yang terjadi ketika MENDIDIHNYA DARAH dalam hati karena keinginan untuk balas dendam.
KETAHUILAH BAHWA HAL ini TIDAK mungkin dihubungkan KEPADA ALLAH, KARENA DZAT ALLAH TIDAK SAMA DENGAN DZAT MAHLUK, AdaLAH suatu prinsip umum dalam MASALAH ini, bahwa semua motif sifAT YANG ADA PADA MAHLUK seperti CINTA,bahagiaan, marah, malu,cemburu, bangga, SEMUA memiliki ARTI awal dan ARTI akhir DALAM PENDEFINISIAN. Ambil contoh għađab / MARAH; ARTI tahap pertama
adalah rasa aliran darah di
jantung, dan TAHAF akhirnya adalah rasa untuk menyakiti SESEORANG yang DI MARAHINYA. MAKA kata
għađab: MARAH KETIKA DISANDARKAN KEPADA ALLAH SEBENARNYA BUKANLAH arti pertama YAITU: ''MENDIDIHNYA aliran darah di jantung'. Sebaliknya YAITU memiliki arti YANG akhir (GOYAHNYA): YAKNI KEHENDAK untuk menghukum.
Sebagai contoh lain, rasa malu memiliki tahap pertama, YAITU rasa hancur
dalam diri sendiri, DAN juga memiliki tahap akhir, YAITU rasa ENGGAN melakukan sesuatu (yaitu MALU mengisi HATI, sehingga tidak
melakukan apa PUN yang HENDAK DI lakukan) Jadi kata ĥaya '(lit. rasa malu dalam bahasa Arab), bila digunakan untuk Allah, MAKA MAKSUDNYA YAITU TIDAK BERKEHANDAK melakukan sesuatu, DAN BUKAN perasaan HANCUR di dalam HATI. ini ADALAH sebuah
prinsip (KAIDAH) UMUM YANG mulia yang berlaku dalam masalah ini (1 )."
IMAM Al-Kħaazin dalam TAFSIRNYA KETIKA MENTAFSIR AYAT: INNALLAHA LA YASTAHYI AN YADLRIBA MATSALAN: SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MALU UNTUK MEMBUAT PERUMPAMAAN'',BELIAU mengatakan, "Malu adalah perubahan dan kehancuran yang menimpa seseorang karena takut, SEPERTI TAKUT dikritik atau disalahkan, DAN Telah dikatakan MALU adalah merasa ngeri dari diri sendiri DARI tindakan
jelek YANG AKAN MENIMPANYA, Inilah arti ASAL dari rasa malu bila DI SANDARKAN PADA manusia. DAN Allah jelas DI SUCIKAN dari semua makna tersebut dalam sifat-sifat-Nya, jadi jika kata ini DISANDARKAN KEPADA ALLAH (dalam bahasa Arab) maka artiNYA: "tidak melakukan." Karena semua tindakan memiliki ARTI awal dan
akhir, dan ARTI TAHAP awal DARI RASA malu adalah perubahan yang terjadi
pada seseorang ketika ia takut TERKENA tindakan jelek, ADAPUN Akhir / GOYAH (rasa malu) adalah meninggalkan tindakan jelek TERSEBUT Jadi, jika rasa malu yang DISANDARKAN KEPADA Allah (dalam NAS suci bahasa Arab, MAKA MAKNANYA TIDAK SAMA DALAM TERJEMAH INDONESIA), maka pengertian awal tidak dimaksudKAN UNTUK ALLAH, yang MAKNANYA ADALAH PerubahAN DI HATI dan RASA ketakutan.
Sebaliknya,yang dimaksud UNTUK ALLAH adalah: "tidak melakukan tindakan," yang merupakan ARTI akhir (GOYAH) dari konsep rasa malu. Jadi MAKSUD AYAT: Allah tidak malu UNTUK MEMBUAT prumpamaan/
MITSAL'',artiNYA bahwa Allah tidak meninggalkan sebuah
perumpamaan DI karenaKAN perkataan orang-orang kafir (lebih khusus dalam konteks) AYAT INI ADALAH orang-orang Yahudi ( 2 ). "
(1)
.ﺍﻟﻔﺎﺋﺪﺓ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ:ﺍﻟﻐﻀﺐ:ﺗﻐﻴﺮ
ﻳﺤﺼﻞ ﻋﻨﺪ ﻏﻠﻴﺎﻥ ﺩﻡ ﺍﻟﻘﻠﺐ
ﻟﺸﻬﻮﺓ ﺍﻻﻧﺘﻘﺎﻡ,ﻭﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ
ﻫﺬﺍ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﺤﺎﻝ,
ﻟﻜﻦ ﻫﻬﻨﺎ ﻗﺎﻋﺪﺓ ﻛﻠﻴﺔ,
ﻭﻫﻲ ﺃﻥ ﺟﻤﻴﻊ ﺍﻷﻋﺮﺍﺽ
ﺍﻟﻨﻔﺴﺎﻧﻴﺔ ﺃﻋﻨﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ,
ﻭﺍﻟﻔﺮﺡ,ﻭﺍﻟﺴﺮﻭﺭ,ﻭﺍﻟﻐﻀﺐ,
ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ,ﻭﺍﻟﻐﻴﺮﺓ,ﻭﺍﻟﻤﻜﺮ
ﻭﺍﻟﺨﺪﺍﻉ,ﻭﺍﻟﺘﻜﺒﺮ,ﻭﺍﻻﺳﺘﻬﺰﺍﺀ
ﻟﻬﺎ ﺃﻭﺍﺋﻞ,ﻭﻟﻬﺎ
ﻏﺎﻳﺎﺕ,ﻭﻣﺜﺎﻟﻪ ﺍﻟﻐﻀﺐ ﻓﺈﻥ
ﺃﻭﻟﻪ ﻏﻠﻴﺎﻥ ﺩﻡ ﺍﻟﻘﻠﺐ,
ﻭﻏﺎﻳﺘﻪ ﺇﺭﺍﺩﺓ ﺇﻳﺼﺎﻝ ﺍﻟﻀﺮﺭ
ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻪ,ﻓﻠﻔﻆ
ﺍﻟﻐﻀﺐ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻻ
ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻭﻟﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ
ﻏﻠﻴﺎﻥ ﺩﻡ ﺍﻟﻘﻠﺐ,ﺑﻞ ﻋﻠﻰ
ﻏﺎﻳﺘﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﺇﺭﺍﺩﺓ
ﺍﻷﺿﺮﺍﺭ,ﻭﺃﻳﻀﺎ,ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻟﻪ
ﺃﻭﻝ ﻭﻫﻮ ﺍﻧﻜﺴﺎﺭ ﻳﺤﺼﻞ ﻓﻲ
ﺍﻟﻨﻔﺲ,ﻭﻟﻪ ﻏﺮﺽ ﻭﻫﻮ ﺗﺮﻙ
ﺍﻟﻔﻌﻞ,ﻓﻠﻔﻆ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻓﻲ ﺣﻖ
ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﻻ
ﻋﻠﻰ ﺍﻧﻜﺴﺎﺭ ﺍﻟﻨﻔﺲ,ﻭﻫﺬﻩ
ﻗﺎﻋﺪﺓ ﺷﺮﻳﻔﺔ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ
ﺍﻟﺒﺎﺏ.ﺗﻔﺴﻴﺮ ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ ﺍﻟﻐﻴﺐ,
ﺍﻟﺘﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ/ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ
(2) ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻲ}ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ
ﺗﻐﻴﺮ ﻭﺍﻧﻜﺴﺎﺭ ﻳﻌﺘﺮﻱ
ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ
ﻣﻦ ﺧﻮﻑ ﻣﺎ ﻳﻌﺎﺏ ﺑﻪ ﻭﻳﺬﻡ
ﻋﻠﻴﻪ.ﻭﻗﻴﻞ ﻫﻮ ﺍﻧﻘﺒﺎﺽ
ﺍﻟﻨﻔﺲ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﺢ ﻫﺬﺍ ﺃﺻﻠﻪ
ﻓﻲ ﻭﺻﻒ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ,ﻭﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻨﺰﻩ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ ﻛﻠﻪ ﻓﺈﺫﺍ
ﻭﺻﻒ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻪ ﻳﻜﻮﻥ
ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺍﻟﺘﺮﻙ,ﻭﺫﻟﻚ ﻷﻥ ﻟﻜﻞ
ﻓﻌﻞ ﺑﺪﺍﻳﺔ ﻭﻧﻬﺎﻳﺔ,ﻓﺒﺪﺍﻳﺔ
ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻫﻮ ﺍﻟﺘﻐﻴﺮ
ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻠﺤﻖ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻣﻦ
ﺧﻮﻑ ﺃﻥ ﻳﻨﺴﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﺫﻟﻚ
ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻘﺒﻴﺢ,ﻭﻧﻬﺎﻳﺘﻪ ﺗﺮﻙ
ﺫﻟﻚ
ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺍﻟﻘﺒﻴﺢ,ﻓﺈﺫﺍ ﻭﺭﺩ
ﻭﺻﻒ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻓﻲ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﻠﻴﺲ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻣﻨﻪ
ﺑﺪﺍﻳﺘﻪ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺘﻐﻴﺮ ﻭﺍﻟﺨﻮﻑ,
ﺑﻞ ﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﻣﻨﻪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﻔﻌﻞ
ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ
ﻭﻏﺎﻳﺘﻪ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﻌﻨﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ
ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻲ ﺃﻥ ﻳﻀﺮﺏ ﻣﺜﻼ ﺃﻱ
ﻻ ﻳﺘﺮﻙ ﺍﻟﻤﺜﻞ ﻟﻘﻮﻝ
ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻭﺍﻟﻴﻬﻮﺩ.ﺗﻔﺴﻴﺮ ﻟﺒﺎﺏ
ﺍﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﻓﻲ ﻣﻌﺎﻧﻲ ﺍﻟﺘﻨﺰﻳﻞ/
ﺍﻟﺨﺎﺯﻥ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar