Selasa, 10 Mei 2011

Imam Ibnu Hajar tidak meyakini arah bagi Allah

IMAM IBNU HAJAR BERKATA TENTANG arah:

ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ- (6/136):
ﻭﻗﻴﻞ ﻣﻨﺎﺳﺒﺔ ﺍﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﺎﻛﻦ
ﺍﻟﻤﻨﺨﻔﻀﺔ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺃﻥ ﺍﻟﺘﺴﺒﻴﺢ ﻫﻮ
ﺍﻟﺘﻨﺰﻳﻪ ﻓﻨﺎﺳﺐ ﺗﻨﺰﻳﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ
ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻻﻧﺨﻔﺎﺽ ﻛﻤﺎ ﻧﺎﺳﺐ
ﺗﻜﺒﻴﺮﻩ ﻋﻨﺪ ﺍﻷﻣﺎﻛﻦ ﺍﻟﻤﺮﺗﻔﻌﺔ,ﻭﻻ
ﻳﻠﺰﻡ ﻣﻦ ﻛﻮﻥ ﺟﻬﺘﻲ ﺍﻟﻌﻠﻮ ﻭﺍﻟﺴﻔﻞ
ﻣﺤﺎﻝ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻮﺻﻒ ﺑﺎﻟﻌﻠﻮ
ﻷﻥ ﻭﺻﻔﻪ ﺑﺎﻟﻌﻠﻮ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ
ﻭﺍﻟﻤﺴﺘﺤﻴﻞ ﻛﻮﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺟﻬﺔ
ﺍﻟﺤﺲ,ﻭﻟﺬﻟﻚ ﻭﺭﺩ ﻓﻲ ﺻﻔﺘﻪ ﺍﻟﻌﺎﻟﻲ
ﻭﺍﻟﻌﻠﻲ ﻭﺍﻟﻤﺘﻌﺎﻟﻲ ﻭﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﺿﺪ ﺫﻟﻚ
ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻗﺪ ﺃﺣﺎﻁ ﺑﻜﻞ ﺷﻲﺀ ﻋﻠﻤﺎ
ﺟﻞ ﻭﻋﺰ.

: Dikatakan: kesesuaian tasbiĥ (MENSUCIKAN) DARI ARAH tempat YANG RENDAH, SESUNGGUHNYA TASBIH ADALAH TANZIH(MENSUCIKAN) MAKA DI SUCIKAN ALLAH DARI TEMPAT YANG RENDAH SEBAGAI MANA KESESUAIAN KEAGUNGANNYA DENGAN tempat-tempat YANG tinggi. Dan tidak MESTI dari arah atas dan bawah tidak mungkin BAGI Allah DI SIFAT DENGAN AL ULUW: DI ATAS KARENA MENSIFATI DIA DENGAN ARAH ATAS (AL ULUW) dalam arti MAKNAWI, dan yang mustahil adalah ARAH dalam arti HISSI (TEMPAT). OLEH KARENA ITU dinyatakan PADA SIFAT-Nya
Al-Aliyy, Al-Muta'alii, dan tidak disebutkan SEBALIKNYA, WALAU PUN HAKIKATNYA Dia meliputi segala sesuatu DENGAN pengetahuan-NYA. ( 1 )

BELIAU JUGA mengatakan:

ﻓﺘﺢ ﺍﻟﺒﺎﺭﻱ-ﺣﺠﺮ ﺍﺑﻦ- (3/30)
ﻗﻮﻟﻪ: (ﻳﻨﺰﻝ ﺭﺑﻨﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ)
ﺍﺳﺘﺪﻝ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺃﺛﺒﺖ ﺍﻟﺠﻬﺔ ﻭﻗﺎﻝ:
ﻫﻲ ﺟﻬﺔ ﺍﻟﻌﻠﻮ,ﻭﺃﻧﻜﺮ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ
ﻷﻥ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﺑﺬﻟﻚ ﻳﻔﻀﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺘﺤﻴﺰ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ.ﻭﻗﺪ ﺍﺧﺘﻠﻒ ﻓﻲ
ﻣﻌﻨﻰ ﺍﻟﻨﺰﻭﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻗﻮﺍﻝ:ﻓﻤﻨﻬﻢ
ﻣﻦ ﺣﻤﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻇﺎﻫﺮﻩ ﻭﺣﻘﻴﻘﺘﻪ
ﻭﻫﻢ ﺍﻟﻤﺸﺒﻬﺔ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻦ
ﻗﻮﻟﻬﻢ.ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻧﻜﺮ ﺻﺤﺔ
ﺍﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﻮﺍﺭﺩﺓ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﺟﻤﻠﺔ
ﻭﻫﻢ ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ ﻭﺍﻟﻤﻌﺘﺰﻟﺔ ﻭﻫﻮ
ﻣﻜﺎﺑﺮﺓ,ﻭﺍﻟﻌﺠﺐ ﺃﻧﻬﻢ ﺃﻭﻟﻮﺍ ﻣﺎ ﻓﻲ
ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﻦ ﻧﺤﻮ ﺫﻟﻚ ﻭﺃﻧﻜﺮﻭﺍ ﻣﺎ ﻓﻲ
ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﺇﻣﺎ ﺟﻬﻼ ﻭﺇﻣﺎ ﻋﻨﺎﺩﺍ,
ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﺟﺮﺍﻩ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻭﺭﺩ ﻣﺆﻣﻨﺎ
ﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻹﺟﻤﺎﻝ ﻣﻨﺰﻫﺎ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﻭﺍﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﻭﻫﻢ
ﺟﻤﻬﻮﺭ ﺍﻟﺴﻠﻒ,ﻭﻧﻘﻠﻪ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ
ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻋﻦ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﺍﻷﺭﺑﻌﺔ
ﻭﺍﻟﺴﻔﻴﺎﻧﻴﻦ ﻭﺍﻟﺤﻤﺎﺩﻳﻦ ﻭﺍﻷﻭﺯﺍﻋﻲ
ﻭﺍﻟﻠﻴﺚ ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ,ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻭﻟﻪ
ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﻳﻠﻴﻖ ﻣﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﻛﻼﻡ
ﺍﻟﻌﺮﺏ,ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻓﺮﻁ ﻓﻲ
ﺍﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﺣﺘﻰ ﻛﺎﺩ ﺃﻥ ﻳﺨﺮﺝ ﺇﻟﻰ ﻧﻮﻉ
ﻣﻦ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻒ,ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻓﺼﻞ ﺑﻴﻦ
ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺄﻭﻳﻠﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﺴﺘﻌﻤﻼ
ﻓﻲ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻌﺮﺏ ﻭﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ
ﺑﻌﻴﺪﺍ ﻣﻬﺠﻮﺭﺍ ﻓﺄﻭﻝ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ
ﻭﻓﻮﺽ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ,ﻭﻫﻮ ﻣﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ
ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺟﺰﻡ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﺍﺑﻦ
ﺩﻗﻴﻖ ﺍﻟﻌﻴﺪ

:DALAM UNGKAPAN HADIS (terjemahan harfiah): Tuhan kami turun ke langit Dunia" HADIS INI telah di JADIKAN DALIL oleh ORANG yang percaya Allah ADA DALAM arah, dan berkata: "Dia ada DI arah atas." ,TETAPI PENDAPAT INI DI INGKARI OLEH MAYORITAS ULAMA, karena
DENGAN mengatakan ALLAH DI ATAS berarti DIA berada di ruang, DAN MENEMPAT..! DAN TELAH TERJADI PERBEDAAN PENDAPAT DI ANTARA PARA ULAMA TENTANG MAKNA NUZUL: TURUN, DI ANTARANYA ADA YANG MEMAKNAI DENGAN DOHIRNYA DAN DI NYATAKAN TURUN SECARA HAQIQAT, DAN INILAH PENDAPAT KAUM MUSYABIHAH, MAHA SUCI ALLAH DARI UCAPAN MEREKA,. DAN Ada juga orang-orang yang menyangkal KESOHEHAN ĥadiits ini SECARA umum, mereka adalah KAUM Khawarij dan MutazilAH, dan ini adalah SIKAP arogansi. Sungguh aneh bagaimana mereka menafsirkan kiasan dalam Al-Qur'an, dan membantah apa yang ada di DALAM ĥadiits, entah KARENA ketidak tahuan atau KARENA keras kepala. DAN ada JUGA SEBAGIAN YANG MEMBERJALANKAN LAFAD NYA DENGAN MENGIMANI SECARA GARIS BESAR DI SERTAI DENGAN MENSUCIKAN Allah DARI modalitas DAN KESERUPAAN atau sejenisnya, INI adalah PENDAPAT sebagian besar Salaf, Al-Bayhaqiyy dan lain-lain meriwayatkan PENDAPAT ini dari empat imam (Abu Ĥaniifah,Malik, Ash-Safii-yy dan Ahmad,) JUA DARI dua Sufyaans (Sufyan AtTSawriyy dan Sufyan Ibnu Uyaynah) dan dua Ĥammaad (Ĥammaad bin Salamah dan Ĥammaad bin Zaid), serta Al-'Awzaaiyy dan Al- Laits dan lain-lain. Lalu SEBAGIAN LAGI ada yang MEMAKNAI DGN kiasan (TAKWIL) dengan MAKNA yang layak dAN di gunakan dalam bahasa Arab, TETAPI DALAM TAKWIL INI, ada orang yanG CENDERUNG ekstrem dalam interpretasi DAN MALAH ADA YANG hampir ke tingkat semacam Menyimpang. Lalu
ada JUGA yang MENTAKWIL SEBAGIAN dan tafwiiđ PADA SEBAGIAN YANG LAIN, Ini adalah yang diriwayatkan dari IMAM Malik, dan kemudian ADA YANG MANTAP DENGAN CARA INI, seperti IMAM Ibn Al-Iid Daqiiq. (2)

(1) Ibnu Hajar Al-Asqalaniy,
Fathul-Baari SYarĥu Şaĥiiĥil Bukħariy (Beirut Lebanon: Dar Al-Marefah, 1379), 6 / 136.

(2) ibid 3 /30

WAHABI BERKATA:
INI HAL YANG memuakkan ketika jaHmeYAH dihadap kan dengan ayat atau hadits TENTANG ALLAH DI ATAS DLL, KALIAN resor DENGAN mengutip pendapat
beberapa ulama yang
pendapatnya sejalan
dengan keinginan KALIAN.
mengapa KALIAN TIDAK berkata BAHWA Nabi SAW,
sahabaT serta tabe-en dan ulama yang datang setelah MEREKA, SEPAKAT bahwa tuhan TIDAK di atas langit ???

JAWABAN:Pertama-tama, kita MENEGASKAN PENOLAKAN ''DI ATAS'' SECARA geografi, bagaimanapun SIFAT Allah dengan DI atas ARASY,DI Surga DLL ITU dalam arti cocok dan indah, yaitu dalam MAKNA kuasa dan kemuliaan. Dan kenapA KALIAN tidak mengatakan bahwa Al-Asqalaaniyy adalah Jahmiyy YANG menyimpang ? Dan SHalaĥuddiin Al-Ayubiy yang membebaskan Yerusalem dari tentara salib ADALAH JAHMI ? Atau An-Nawawiyy? Atau Al-Qurţubiyy? Atau Abu Sulaiman Al-Kħaţţaabiyy? Atau Abuu Bakar Al-Baqillani ? Atau As-Suyuţiy ? Atau Al-Bayhaqiy ? Atau AT-Tabariyy? Atau Abu Ĥanifah ? Atau Zaynudin Al-Iraaqiyy? Atau Al-Bulqiiniyy? Atau
Al-Ghazaliy? Atau Qadi Iiaađ?
Atau Ibn Al-Arabiyy (ULAMA hadits)? Atau ATaĥawiy ?
Atau al-Qusħayriy? Atau Abu Ishaq As-Sħiiraaziyy? Atau Al- Juwainiyy? Atau Ar-Raziy? Atau Al-Maaturiidyy, siapa IMAM Hanafi YANG DI sebut "imam pedoman"? Atau Al- Asħariyy, IMAM Maliki berikutnya dan
ShaafiiyyAH YANG JADI imam mereka? ... Dan masih banyak lagi. Tak satu pun dari MEREKA percaya
bahwa Allah adalah sesuatu yang menunjuk dalam arah.
Namun tidak satupun dari
mereka menyangkal KETINGGIAN Allah, MEREKA
mengerti KETINGGIA Nya atas seluruh ciptaan ADALAH SECARA kemuliaan,
bukan DENGAN batas fisik
dan geografi. KALIAN gagal untuk memahami ''DI ATAS'' yang tidak hanya di lokasi, tetapi dalam arti LAIN juga, daN INI ADALAH yang layak BAGI Allah tanpa diragukan
lagi, dan yang paling indah. Itulah mengapa kita harus percaya pada ''DI ATAS'' ini BUKAN SECARA TEMPAT, karena Allah mengatakan bahwa Dia tidak menyerupai ciptaanNya, sehingga Dia tidak memiliki atribut yang MESTI ditetapkan oleh seseorang dan dibawa ke
dalam keberadaan (DI ADAKAN), seperti batasan, karena perbatasan dapat diletakkan di mana saja,
sehingga YANG MEMILIKI BATAS BUTUH ditentukan oleh seseorang. Ini bukan arti yang indah, tetapi
makna dari kebutuhan
ADA spesifikasi, dan Allah
berfirman:
ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻫﻮ ﻟﻪ ﺍﻷﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺤﺴﻨﻰ

) "Tidak ada Tuhan selain Dia, Dia mempunyai namA YANG INDAH (THahaa 8)
Ketika KALIAN mengatakan Allah adalah sesuatu yang menunjuk dalam arah,maka
KALIAN telah mengatakan bahwa Ia ADA batasan, SEBAGAI MANA Ibnu Taimiyah percaya HAL INI, karena ia BERPENDAPAT bahwa segala
sesuatu TIDAK bisa ada kecuali sesuatu ITU memiliki ukuran, dan IA percaya bahwa Allah memiliki bentuk dan bahwa Dia dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih kecil,Jika hal ini BUKAN kafir,
maka tidak ada kufur !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar